This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 31 Maret 2014

KENALKAN ALLAH PADA ANAK SEDARI KECIL


Rasulullah saw. pernah mengingatkan, untuk mengawali bayi-bayi kita dengan kalimat laa ilaaha illaLlah.” Kalimat suci inilah yang kelak akan membekas pada otak dan hati mereka



Kalau anak-anak itu kelak tak menjadikan Tuhannya sebagai tempat meminta dan memohon pertolongan, barangkali kitalah penyebab utamanya. Kitalah yang menjadikan hati anak-anak itu tak dekat dengan Tuhannya. Bukan karena kita tak pernah mengenalkan –meskipun barangkali ada yang demikian—tetapi karena keliru dalam memperkenalkan Tuhan kepada anak. Kerapkali, anak-anak lebih sering mendengar asma Allah dalam suasana menakutkan.

Mereka mengenal Allah dengan sifat-sifat jalaliyah-Nya, sementara sifat jamaliyah-Nya hampir-hampir tak mereka ketahui kecuali namanya saja. Mereka mendengar asma Allah ketika orangtua hendak menghukumnya. Sedangkan saat gembira, yang mereka ketahui adalah boneka barbie. Maka tak salah kalau kemudian mereka menyebut nama Allah hanya di saat terjadi musibah yang mengguncang atau saat kematian datang menghampiri orang-orang tersayang.

Astaghfirullahal ‘adziim…

Anak-anak kita sering mendengar nama Allah ketika mereka sedang melakukan kesalahan, atau saat kita membelalakkan mata untuk mengeluarkan ancaman. Ketika mereka berbuat “keliru” –meski terkadang kekeliruan itu sebenarnya ada pada kita—asma Allah terdengar keras di telinga mereka oleh teriakan kita, “Ayo…. Nggak boleh! Dosa!!! Allah nggak suka sama orang yang sering berbuat dosa.”

Atau, saat mereka tak sanggup menghabiskan nasi yang memang terlalu banyak untuk ukuran mereka, kita berteriak, “E… nggak boleh begitu. Harus dihabiskan. Kalau nggak dihabiskan, namanya muba…? Muba…? Mubazir!!! Mubazir itu temannya setan. Nanti Allah murka, lho.”

Setiap saat nama Allah yang mereka dengar lebih banyak dalam suasana negatif; suasana yang membuat manusia justru cenderung ingin lari. Padahal kita diperintahkan untuk mendakwahkan agama ini, termasuk kepada anak kita, dengan cara “mudahkanlah dan jangan dipersulit, gembirakanlah dan jangan membuat mereka lari”. Anak tidak merasa dekat dengan Tuhannya jika kesan yang ia rasakan tidak menggembirakan. Sama seperti penggunaan kendaraan bermotor yang cenderung menghindari polisi, bahkan di saat membutuhkan pertolongan. Mereka “menjauh” karena telanjur memiliki kesan negatif yang tidak menyenangkan. Jika ada pemicu yang cukup, kesan negatif itu dapat menjadi benih-benih penentangan kepada agama; Allah dan rasul-Nya. Na’udzubillahi min dzalik.

Rasanya, telah cukup pelajaran yang terbentang di hadapan mata kita. Anak-anak yang dulu paling keras mengumandangkan adzan, sekarang sudah ada yang menjadi penentang perintah Tuhan. Anak-anak yang dulu segera berlari menuju tempat wudhu begitu mendengar suara batuk bapaknya di saat maghrib, sekarang di antara mereka ada yang berlari meninggalkan agama. Mereka mengganti keyakinannya pada agama dengan kepercayaan yang kuat pada pemikiran manusia, karena mereka tak sanggup merasakan kehadiran Tuhan dalam kehidupan. Sebab, semenjak kecil mereka tak biasa menangkap dan merasakan kasih-sayang Allah.

Agaknya, ada yang salah pada cara kita memperkenalkan Allah kepada anak. Setiap memulai pekerjaan, apa pun bentuknya, kita ajari mereka mengucap basmalah. Kita ajari mereka menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tetapi kedua sifat yang harus selalu disebut saat mengawali pekerjaan itu, hampir-hampir tak pernah kita kenalkan kepada mereka (atau jangan-jangan kita sendiri tak mengenalnya?). Sehingga bertentangan apa yang mereka rasakan dengan apa yang mereka ucapkan tentang Tuhannya.

Bercermin pada perintah Nabi saw. dan urutan turunnya ayat-ayat suci yang awal, ada beberapa hal yang patut kita catat dengan cermat. Seraya memohon hidayah kepada Allah atas diri kita dan anak-anak kita, mari kita periksa catatan berikut ini:

Awali Bayimu dengan Laa Ilaaha IllaLlah

Rasulullah saw. pernah mengingatkan, “Awalilah bayi-bayimu dengan kalimat laa ilaaha illaLlah.”

Kalimat suci inilah yang perlu kita kenalkan di awal kehidupan bayi-bayi kita, sehingga membekas pada otaknya dan menghidupkan cahaya hatinya. Apa yang didengar bayi di saat-saat awal kehidupannya akan berpengaruh pada perkembangan berikutnya, khususnya terhadap pesan-pesan yang disampaikan dengan cara yang mengesankan. Suara ibu yang terdengar berbeda dari suara-suara lain, jelas pengucapannya, terasa seperti mengajarkan (teaching style) atau mengajak berbincang akrab (conversational quality), memberi pengaruh yang lebih besar bagi perkembangan bayi. Selain menguatkan pesan pada diri anak, cara ibu berbicara seperti itu juga secara nyata meningkatkan IQ balita, khususnya usia 0-2 tahun. Begitu pelajaran yang bisa saya petik dari hasil penelitian Bradley & Caldwell berjudul 174 Children: A Study of the Relationship between Home Environment and Cognitive Development during the First 5 Years.

Apabila anak sudah mulai besar dan dapat menirukan apa yang kita ucapkan, Rasulullah saw. memberikan contoh bagaimana mengajarkan untaian kalimat yang sangat berharga untuk keimanan anak di masa mendatang. Kepada Ibnu ‘Abbas yang ketika itu masih kecil, Rasulullah saw. berpesan:

“Wahai anakku, sesungguhnya aku akan mengajarkanmu beberapa kata ini sebagai nasehat buatmu. Jagalah hak-hak Allah, niscaya Allah pasti akan menjagamu. Jagalah dirimu dari berbuat dosa terhadap Allah, niscaya Allah akan berada di hadapanmu. Apabila engkau menginginkan sesuatu, mintalah kepada Allah. Dan apabila engkau menginginkan pertolongan, mintalah pertolongan pada Allah. Ketahuilah bahwa apabila seluruh ummat manusia berkumpul untuk memberi manfaat padamu, mereka tidak akan mampu melakukannya kecuali apa yang telah dituliskan oleh Allah di dalam takdirmu itu.Juga sebaliknya, apabila mereka berkumpul untuk mencelakai dirimu, niscaya mereka tidak akan mampu mencelakaimu sedikit pun kecuali atas kehendak Allah. Pena telah diangkat dan lembaran takdir telah kering.” (HR. At-Tirmidzi).

Dalam riwayat lain disebutkan, “Jagalah hak-hak Allah, niscaya engkau akan mendapatkan Dia ada di hadapanmu. Kenalilah Allah ketika engkau berada dalam kelapangan, niscaya Allah pun akan mengingatmu ketika engkau berada dalam kesempitan. Ketahuilah bahwa segala sesuatu yang salah dalam dirimu tidak mesti engkau langsung mendapatkan hukuman-Nya. Dan juga apa-apa yang menimpa dirimu dalam bentuk musibah atau hukuman tidak berarti disebabkan oleh kesalahanmu. Ketahuilah bahwa pertolongan itu akan datang ketika engkau berada dalam kesabaran, dan bersama kesempitan akan ada kelapangan. Juga bersama kesulitan akan ada kemudahan.”

Apa yang bisa kita petik dari hadis ini? Tak ada penolong kecuali Allah Yang Maha Kuasa; Allah yang senantiasa membalas setiap kebaikan. Tak ada tempat meminta kecuali Allah. Tak ada tempat bergantung kecuali Allah. Dan itu semua menunjukkan kepada anak bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah.

Wallahu a’lam bishawab.

Iqra’ Bismirabbikal ladzii Khalaq

Sifat Allah yang pertama kali dikenalkan oleh-Nya kepada kita adalah al-Khaliq dan al-Karim, sebagaimana firman-Nya, “Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq: 1-5).

Setidaknya ada tiga hal yang perlu kita berikan kepada anak saat mereka mulai bisa kita ajak berbicara. Pertama, memperkenalkan Allah kepada anak melalui sifat-Nya yang pertama kali dikenalkan, yakni al-Khaliq (Maha Pencipta). Kita tunjukkan kepada anak-anak kita bahwa kemana pun kita menghadap wajah kita, di situ kita menemukan ciptaan Allah. Kita tumbuhkan kesadaran dan kepekaan pada mereka, bahwa segala sesuatu yang ada di sekelilingnya adalah ciptaan Allah. Semoga dengan demikian, akan muncul kekaguman anak kepada Allah. Ia merasa kagum, sehingga tergerak untuk tunduk kepada-Nya.

Kedua, kita ajak anak untuk mengenali dirinya dan mensyukuri nikmat yang melekat pada anggota badannya. Dari sini kita ajak mereka menyadari bahwa Allah Yang Menciptakan semua itu. Pelahan-lahan kita rangsang mereka untuk menemukan amanah di balik kesempurnaan penciptaan anggota badannya. Katakan, misalnya, pada anak yang menjelang usia dua tahun, “Mana matanya? Wow, matanya dua, ya? Berbinar-binar. Alhamdulillah, Allah ciptakan mata yang bagus untuk Owi. Matanya buat apa, Nak?”

Secara bertahap, kita ajarkan kepada anak proses penciptaan manusia. Tugas mengajarkan ini, kelak ketika anak sudah memasuki bangku sekolah, dapat dijalankan oleh orangtua bersama guru di sekolah. Selain merangsang kecerdasan mereka, tujuan paling pokok adalah menumbuhkan kesadaran –bukan hanya pengetahuan—bahwa ia ciptaan Allah dan karena itu harus menggunakan hidupnya untuk Allah.

Ketiga, memberi sentuhan kepada anak tentang sifat kedua yang pertama kali diperkenalkan oleh Allah kepada kita, yakni al-Karim. Di dalam sifat ini berhimpun dua keagungan, yakni kemuliaan dan kepemurahan. Kita asah kepekaan anak untuk menangkap tanda-tanda kemuliaan dan sifat pemurah Allah dalam kehidupan mereka sehari-hari, sehingga tumbuh kecintaan dan pengharapan kepada Allah. Sesungguhnya manusia cenderung mencintai mereka yang mencintai dirinya, cenderung menyukai yang berbuat baik kepada dirinya dan memuliakan mereka yang mulia.

Wallahu a’lam bishawab.

HATI WANITA

Pertama kali diciptakanya hawa adalah untuk menemani sang adam, maka diambilah dari tulang rusuk sang adam untuk dijadikan teman hidupnya jadilah “hawa”.

Kaum hawa atau kaum Perempuan diciptakan dengan segala fitrah, keistimewaan dan keunikanya. fitrahnya begitu mulia yaitu menjadi seorang istri yang kelak akan menemani sang suami membangun bahtera rumah tangga, melahirkan keturunan, mendidik anak, mengurus rumah tangga dan masih banyak lagi. Keistimewaanya begitu indah yaitu memiliki perasaan yang halus dan kasih sayangnya kuat, apa yang ia lakukan selalu berdasarkan perasaan dan hati sedangkan para laki-laki lebih mengedepankan logika. Keunikanya adalah sisi lain dari fitrah dan keistimewaan, Perempuan begitu lemah, akan tetapi jika dia tersakiti maka kekuatanya boleh jadi melebihi kekuatan kaum adam.

Saya lebih tertarik membicarakan mengenai halusnya perasaan dan hati seorang perempuan(red:perempuan lebih halus dari wanita). Perempuan…. makhluk yang indah, yang Allah memuliakanya. Allah menganugerahkan kelembutan hati dan halusnya perasaan perempuan bukan tanpa sebab. Akan tetapi banyak hikmah yang mampu kita ambil. Perempuan sholehah dengan kelembutan hatinya, maka akan mampu menenangkan hati suaminya yang tengah gundah gulana.

Akan tetapi karena halusnya perasaan seorang perempuan, maka hal kecil yang begitu sepele kadang melukainya. Dalam masalah ini menurut saya kaum adamlah yang semestinya lebih peka dan menanggalkan keegoisanya agar lebih bisa memahami sang istri (saya bicara dlm konteks rumah tangga). Maka dengan begitu akan lebih membuat perempuan merasa dimuliakan. Sekarang ini Semakin banyak kaum adam yang tidak mencoba memahami perasaan halus perempuan yang menjadi pendamping hidupnya bahkan justru ada yang menganggap lemah dan cengeng. Bukan… bukan begitu wahai kaum adam dalam memperlakukan istrimu. Tirulah perilaku uswah kita tercinta Rosulullah Salallahu alaihiwasalam dalam memperlakukan keluarga dan para istrinya.

semoga semakin banyak kaum adam yang mengerti akan pentingnya memuliakan perempuan..

sehingga berita mengenai perempuan yang tertidas dan teraniaya bisa berkurang..

suatu saat saya ingin membahas ini lebih detail

SYUKUR ADALAH OBAT PENYAKIT.

Ini adalah suatu kisah penuh hikmah yang sangat menarik untuk kita ambil hikmahnya. Cerita ini adalah cerita orang sakit bisa sembuh hanya karena rasa syukur kepada Allah. Padahal sebelumnya dia telah berobat ke dokter namun tak sembuh-sembuh. Penyakit apa itu? Memang biasanya segala penyakit fisik adalah timbul dari kelemahan jiwa kita dan faktor utama bukan berasal dari virus dan sebagainya. Mari kita simak untuk lebih jelasnya.

Pak Hasan, adalah jama’ah dari embarkasi Surabaya. Ia dan istrinya berangkat ke Mekkah kebetulan pada tahap gelombang kedua. Artinya mereka datang dari Indonesia langsung ke Mekkah terlebih dahulu, baru kemudian ke Madinah. Kondisi pak Hasan ketika berangkat memang agak sakit. Batuk pilek setiap hari. Sampai dipakai berbicara saja tenggorokannya sudah terasa sakit. Batuk pilek yang semacam itu memang membuat badan begitu capek lunglai. Semua persendian terasa sakit. Sehingga menjadikan tubuh menjadi malas untuk diajak beraktivitas.

Beberapa kali pak Hasan diobati oleh dokter kloternya. Tetapi tetap saja sakitnya tidak bisa sembuh. Rasanya semua macam obat yang berhubungan dengan penyakitnya sudah ia minum. Tetapi tetap saja badan lunglai, kepala pusing bahkan batuknya tidak pernah berhenti. Badan dengan kondisi semacam itu, mengakibatkan pak Hasan sehari-harinya berdiam diri saja di hotel. Beberapa kali istrinya mengajaknya ke masjidil Haram, tetapi rupanya tubuh pak Hasan tidak bisa diajak kompromi, ia malas untuk pergi ke masjid.

“Aku belum bisa bu, dan belum kuat untuk pergi ke masjid. Ibu dulu aja-lah. Nanti setelah badanku sembuh aku akan ke masjid dan akan melakukan ibadah dengan sebaik-baiknya…” demikian kata pak Hasan kepada istrinya. Karena sudah beberapa kali, jawaban pak Hasan selalu seperti itu, maka pada hari itu istri pak hasan memohon dengan agak setengah memaksa kepada pak Hasan agar siang itu mereka bisa bersama ke masjid untuk melakukan ibadah. Baik itu thawaf, maupun shalat-shalat wajibnya.

Maka dengan agak terpaksa, berangkat juga mereka ke masjid. Pak Hasan di sepanjang perjalanan menuju masjid tiada henti-hentinya batuk. Bahkan kakinya begitu capek dipakai untuk berjalan. Tetapi toh, akhirnya sampai juga mereka di masjidil Haram. Meskipun jarak dari maktab mereka menuju masjid cukup jauh. Sesampai di masjid, mereka mencari tempat yang cukup nyaman. Pak Hasan dan istrinya melakukan thawaf sunah sebagai penghormatan masuk masjidil Haram, sebelum mereka melakukan ibadah lainnya.

Ketika pak Hasan dan istrinya melakukan thawaf inilah bagian dari cerita ini dimulai…
Dengan terbata-bata, dan masih digandeng oleh istrinya pak Hasan mulai melakukan thawaf. Diayunkannya kaki kanannya untuk memulai thawaf. “Bismillaahi allaahu akbar…!”
Demikian kalimat pertama yang dilontarkan pak Hasan sebagai pertanda ia memulai thawafnya. Maka dengan hati-hati sekali, karena khawatir badannya bertambah lunglai, pak Hasan melangkahkan kakinya berjalan memutari Ka’bah. Pada saat pak Hasan beberapa langkah memulai thawafnya itu, tiba-tiba di sebelah kanannya, yang hampir berhimpitan dengan pak Hasan, ada seorang bertubuh kecil yang juga bergerak melakukan thawaf, beriringan dengan pak Hasan. Entah apa yang menyebabkan pak Hasan tertarik dengan orang ‘kecil’ itu, sambil berjalan lambat pak Hasan memperhatikan orang itu lebih seksama.

“Mengapa orang itu tubuhnya pendek, bahkan cenderung seperti anak kecil ?” pikirnya.
Setelah beberapa lama pak Hasan memperhatikan orang tersebut, di tengah riuhnya para jamaah yang juga sedang melakukan thawaf itu, tiba-tiba pak Hasan menjerit lirih ! ” …………….akh ! ” katanya.
Begitu terkejutnya pak Hasan, sampai-sampai pak Hasan agak terhenti langkahnya. Anehnya, orang itu pun ikut berhenti sejenak, kemudian menoleh kepada pak Hasan sambil tersenyum. Ketika pak Hasan berjalan lagi, dia pun berjalan lagi, dan terus mengikuti di samping pak Hasan. Ketika pak Hasan mempercepat langkah kakinya, orang itu pun ikut mepercepat gerakannya, sehingga tetap mereka berjalan beriringan.

Muka pak Hasan kelihatan pucat pasi. Bibirnya agak gemetar menahan tangis. Ia betul-betul terpukul oleh perilaku orang tersebut. Seperti dengan sengaja, orang itu terus mengikuti gerakan pak Hasan dari samping kanan. Bahkan yang membuat pak Hasan mukanya pucat adalah orang tersebut selalu tersenyum, setelah menoleh ke arah pak Hasan.

Siapakah orang tersebut ?

Ternyata dia adalah seorang yang berjalan dan bergerak thawaf mengelilingi ka’bah dengan hanya menggunakan kedua tangannya saja. Dia orang yang tidak memiliki kaki….!
Kedua kakinya buntung sebatas paha. Sehingga ia berjalan hanya dengan menggunakan kedua tangannya. Bulu kuduk pak Hasan merinding, jantungnya seolah berhenti berdegub. Keringat dingin membasahi seluruh pori-pori tubuhnya… Pak Hasan merintih dalam hatinya :

“…ya Allaah ampuni aku ya Allaah…, ampuni aku…”
Air mata pak Hasan tidak bisa dibendung lagi. Sambil tetap berjalan pak Hasan terus mohon ampun kepada Allah. Tanpa terasa, pak Hasan sudah memutari ka’bah untuk yang ke 2 kalinya. Dan pak Hasan pun masih terus menangis. Ingin rasanya ia berlari memutari ka’bah itu. Ingin rasanya ia menjerit keras-keras untuk melampiaskan emosinya….pak Hasan tidak tahu bahwa pada putaran yang kedua itu ia sudah tidak bersama lagi dengan orang tanpa kaki tersebut. Tidak tahu ke manakah perginya orang cacat itu.

Seorang yang selalu tersenyum meskipun tanpa kedua kaki.
Apa gerangan yang dipikirkan pak Hasan saat itu ?  Pak Hasan begitu malu pada dirinya sendiri! Apalagi kepada Allah Swt. Pak Hasan merasa bahwa memang sakit. Sakit flu, batuk, badan capek. Dan sudah beberapa hari berdiam diri saja di hotel tidak ke masjid untuk thawaf. Dengan alasan badan capek, tenggorokan sakit, bahkan obat dokter tidak ada yang bisa menyembuhkannya. Sekarang, ditengah-tengah hiruk pikuknya para jama’ah yang sedang melakukan thawaf, ternyata ada seorang yang tidak punya kaki, yang kondisi tubuhnya sangat menyedihkan, tapi dengan mulut tersenyum ia melakukan thawaf…

Akh ! ….betapa terpukulnya harga diri pak Hasan.
Ia punya kedua kaki, badannya tegap, pikirannya cerdas, datang jauh dari Indonesia, tetapi terserang penyakit ringan sejenis flu saja sudah tidak mau beribadah ?
Sementara orang itu…..

Sungguh pak Hasan tidak kuasa bicara lagi. Ingin rasanya ia menjerit mohon ampunan Allah Swt…. Atas kesalahan fatal, yang ia lakukan. Dan sejak saat itu, pak Hasan tiba-tiba dapat bergerak gesit. Ia berjalan penuh dengan semangat mengelilingi ka’bah pada putaran-putaran berikutnya. Dan secara tidak ia sadari badan pak Hasan menjadi kuat. Ia tidak batuk-batuk lagi, bahkan tenggorokannya terasa begitu ringan, ketika dipakai untuk berdo’a kepada Allah…!
Istri pak Hasan yang berjalan di samping pak Hasan, tidak mengetahui secara detail, apa yang terjadi dalam diri pak Hasan. Yang ia tahu tiba-tiba pak Hasan tidak batuk lagi, jalannya tidak lamban, bahkan cenderung gesit. Ah, rupanya pak Hasan sudah sembuh, Ia disembuhkan oleh Allah lewat ‘peragaan’ orang cacat, yang selalu tersenyum meskipun ia tidak punya kaki. Obat dokter tidak bisa menyembuhkan pak Hasan, justru thawaf seorang cacat-lah, yang menjadi obat mujarabnya.. Mengapa bisa demikian ?

Sebab begitu pak hasan menyadari akan kesalahannya, ia langsung mohon ampun sejadi-jadinya atas kekeliruan yang telah ia lakukan. Penyesalan yang tiada terhingga itulah rupanya obat yang sesungguhnya.(QS. Hud (11) : 3)
 ”Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu, mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat. (QS. Hud (11) : 90)

"Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Penyasih." [QS. Huud: 90]

Sembuhnya pak Hasan, karena rasa penyesalan yang mendalam. Sembuhnya pak Hasan karena ia bertaubat pada saat itu juga. Sembuhnya pak Hasan, karena Allah Dzat Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu itu telah meridhainya. Sembuhnya pak Hasan karena Allah memberikan sebuah obat berupa sebuah adegan atau suguhan menarik, yang sangat mempengaruhi jiwa pak Hasan.

”dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali), dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat”. QS. Asy-Syuaraa’ (26) : 80-82

Kesimpulan dan pelajaran

Kita sering mengeluh dengan keadaan kita karena kita tidak mampu memandang sekitar kita, pikiran kita sempit karena apa yang ada diri kita selalu dicerminkan kepada orang yang lebih daripada kita misalnya orang sakit yang memandang orang sehat sehingga tidak mau bersyukur dengan keadaan yang ada pada dirinya, akhirnya berawal dari ketidak mau bersyukur itu timbulah rasa malas, rasa rendah diri, tidak punya kepercayaan diri dan sebagainya.  Dan lebih parah kita sering mengeluh kepada Allah. Padahal Allah tidak memberi ujian melebihi kemampuan orang.  Dan Allah tidak memberikan ujian melainkan supaya kita menjadi orang yang lebih kuat secara spiritual. Dan kuatnya spiritual/keimanan adalah kunci kebahagiaan dunia dan akhirat.

Berbeda keadaan jika kita bisa memandang sekitar kita yang lebih buruk keadaannya daripada kita. Misalnya orang sakit memandang orang cacat tadi. Sehingga kita bisa berpikir orang yang lebih buruk keadaannya daripada kita saja kita bisa melakukannya mengapa kita yang lebih baik keadaanya tidak bisa melakukannya. Dari hal itu akan timbul rasa syukurnya kepada Allah bahwa dia masih dikarunai nikmat yang lebih baik daripada orang lain, rasa syukur akan menimbulkan semangat yang besar sehingga yang lemah akan menjadi kuat, yang sakit bisa jadi sehat, yang bodoh akan menjadi pandai, yang miskin bisa berhasil jika mau berusaha, yang malas menjadi rajin dan sebagainya.

Memanglah sebagai manusia kita harus sadari kekurangan kita yang selalu “mendongak keatas dan tidak pernah memandang kebawah” atau selalu memandang orang yang lebih baik daripada kita dan jarang sekali melihat orang yang kemampuannya dibawah kita, sehingga kita merasa kecil dan rendah diri dihadapan manusia. Tidak bersyukur dengan apa yang ada.

Ingatlah bahwa Rasulullah saw pernah bersabda “Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu. Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dan Sesungguh syukur mendatangkan nikmat yang banyak dan kufur mendatangkan azab yang pedih. Kekufuran berangkat dari mengeluh daripada apa yang Allah karuniakan kepada kita tidak mau bersyukur dengan apa yang ada, selalu menuntut keadaan. Allah berfirman : Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(Ibrahim ayat 7)
Wallahu’alam
(Refrensi : Kafemuslimah.com)

NELAYAN DAN PROFESOR


Sobat motivasi, semua orang di dunia ini memiliki kekurangan dan juga kelebihan mmasing-masing. Begitu juga dengan pekerjaan mereka. Apapun pekerjaan mereka, pastinya memiliki resiko dan kebiasaan yang berbeda pula. Sama halnya dengan kisah inspirasi kali ini yang akan kami sajikan untuk sobat motivasi semua. Kisah inspirasi ini berawal dari bertemunya dua sahabat lama yang dulu tinggal disebuah desa yang sama.

Suatu hari bertemulah dua orang sahabat lama di kampung pesisir sebuah pantai. Keduanya dulu sahabat dibangku SD dan SMP. Atas perjalanan sang waktu dan kesempatan maka selepas dari SMP maka mereka menjalani kehidupan masing-masing, yang satu pergi merantau ke kota untuk meneruskan jenjang pendidikannya hingga menjadi Professor dan satunya tetap tinggal di kampung nelayan menjalani kehidupan menjadi nelayan sejati.

Rentang waktu beberapa puluh tahun maka suatu hari Sang Professor pulang kampung mengunjungi sanak-saudara dan keluarga beserta teman-teman lamanya.

Bertemulah kedua sahabat itu dan kemudian saling melepas kangen. Sebagai bentuk reuni mereka maka teman yang berprofesi sebagai nelayan mengajak temannya yakni Sang Professor untuk naik perahu kecil memancing ikan ke tengah lautan.

Dalam perjalanan ke tengah laut terjadilah dialog yang menarik antara dua kawan lama ini.

“Apa kamu bisa bebahasa inggris?”, tanya sang professor kepada si nelayan.

“Wah, terus terang saja saya tidak sempat belajar bahasa Inggris karena aku hanya belajar sampai SMP dan kemudian menjadi nelayan setiap pagi & sore.” jawab si nelayan dengan ringan dan sedikit malu-malu.

“Rugi sekali kamu tidak bisa bahasa Inggris, dengan bahasa Inggris kamu bisa mempelajari aneka ilmu, berkeliling dunia, merantau dan bisa menjadikan kamu kaya raya. Sebaliknya jika kamu tidak bisa bahasa Inggris berarti kamu sudah kehilangan 50% hidupmu”, saut sang professor dengan nada yang mulai menampakkan keunggulan & kesombongannya.

Kemudian professor bertanya lagi, “Kalau ilmu matematika kamu bisa tidak?”.

Dengan malu yang makin besar, maka suara lirih sang nelayan menjawab parau, “Apalagi ilmu matematika, kamu tentu tahu sendiri lah dengan bekal aku cuma lulusan SMP pasti tidak tahu banyak tentang Matematika”.

Jawaban si nelayan menjadikan sang professor makin besar kepala dan merasa lebih dari sahabat lamanya.

Tiba ditengah laut tiba-tiba cuaca berubah menjadi mendung, dan ombak hujan bercampur angin lebat menerpa perahu kecil kedua sahabat tersebut.

Melihat kondisi ini sang professor menjadi sangat ketakutan dan memegang erat-erat tepian perahu.

“Tenang saja kawan, ombak ini insya allah tidak akan membinasakan kita. Ini biasa terjadi kalau cuaca seperti ini”, celetuk si nelayan memberikan penerangan kepada sang professor.

“Kita tidak usah takut. Jika ombak menghempaskan perahu ini maka kita tinggal berenang beberapa ratus meter dari sini, maka kita akan sampai ke daratan pantai”, tambah si nelayan.

Mendengar ucapan itu maka makin takutlah sang professor dan mendekap erat si nelayan.

Sang professor kemudian berkata, “Justru karena saya tidak bisa berenang maka saya takut jika perahu ini terbalik dan ombak menghempasakan kita di tengah laut”, berkata dengan penuh ketakutan.

“Wah percuma kamu jika jadi professor tidak bisa berenang, kalau tidak bisa bahasa Inggris & Matematika tadi kamu katakan akan kehilangan 50% hidupmu, tapi jika saat ini kamu tidak bisa berenang maka kamu akan kehilangan 100% hidupmu”.

Jumat, 28 Maret 2014

DI MANA ALLAH?


DI MANA ALLAH?
Bismillah, walhamdulilllah ‘ala kulli ni’mah, amma ba’d.
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Allah yang menciptakan kita,wajib bagi kita untuk mengetahui keberadaannya,sehingga kita dapat meghadap kepadanya dengan hati, do’a dan sholat kita.orang yang tidak tahu di mana tuhannya akan tersesat,tidak tahu ia menghadap kepada sesembahannya, dan tidak dapat melaksanakan ibadah(penghambaan) kepada Nya dengan sebenar-benarnya.Sifat maha tinggi yang di miliki Allah atas makhluknya tidak berbeda dengan sifat-sifat Allah yang lain sebagaimana yang disebut dalam Al Quran dan As Sunnah seperti: mendengar,melihat, berbicara, turun dan lain-lain.
Aqidah para ulama salaf yang sholeh dan golongan yang selamat”AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH” ialah mengimani apa yang diberitakan oleh Allah dan Rosul-Nya, dalam Al Qur’an dan Al Hadits, tanpa ta’wil(menggeser makna asli ke makna yang lain), ta’thil(meniadakan makna nya sama sekali), tasybih(menyerupakan Allah dengan makhluq Nya). Hal ini sebagaimana yang di sebutkan Allah dalam ayat(yang artinya):”tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang maha mendengar lagi maha melihat”(asy syura:11)
Sifat-sifat Allah ini, antara lain Mahatinggi dan bahwa Dia berada di atas Makhluq,adalah sesuai dengan keagungan Allah.Oleh karena itu iman kepada kepada sifat-sifat Allah tersebut WAJIB,sebagaimana juga iman kepada Dzat Allah.Imam Malik ketika ditanya  tentang firman Allah(yang artinya):”Allah yang maha pemurah berada di atas Arsy”(thaha:5)
Beliau menjawab: “istiwa itu sudah di pahami maknanya artinya (yaitu:bersemayam atau berada di atas). Tetapi bagaimana hal itu tidak di ketahui.Kita hanya wajib mengimani akan hal itu,dan mempertanyakanny adalah bid’ah.
Perhatikanlah jawaban Imam Malik tadi yang menetapkan bahwa iman kepada “istiwa” itu wajib diketahui oleh setiap muslim, yang berarti: bersemayam atau berada di atas. Tetapi bagaimana hal itu hanya  Allah yang mengetahui.Orang yang mengingkari sifat Allah yang telah ditetapkan dalam Al qur’an dan Hadits—antara lain sifat maha tinggi Allah mutlaq dan Allah di atas langit—maka orang itu berarti telah mengingkari ayat Al Qur’an dan Al Hadits yang menetapkan adanya sifat-sifat tersebut. Sifat-sifat tersebut meliputi sifat-sifat kesempurnaan, keluhuran, dan keagungan yang tidak boleh diingkari oleh siapa pun.
Usaha orang-orang yang datang belakangan untuk mena’wilkan ayat-ayat Al qur’an  yang berhubungan dengan sifat Allah, karena terpengaruh oleh FILSAFAT yang merusak aqidah umat islam, menyebabkan mereka menghilangkan sifat-sifat Allah yang sempurna dari Dzat-Nya.Mereka menyimpang dari jalan ulama salaf yan lebih selamat, lebih ilmiyah dan lebih kuat argumentasinya.
Alangkah indahnya pendapat yang mengatakan:
Segala kebaikan itu terdapat
Dalam mengikuti jejak ulama salaf
Dan segala keburukan itu terdapat
Dalam bid’ah yang datang kemudian
KESIMPULAN:
Beriman kepada seluruh sifat-sifat  Allah yang telah diterangkan Al Qur’an dan Hadits adalah wajib. Tidak boleh membedakan antara sifat  yang satu dengan sifat yang lain, sehingga hanya mau beriman kepada sifat yang satu dan ingkar kepada sifat yang lain. Orang yang percaya bahwa Allah itu maha mendengar dan maha melihat, dan percaya bahwa mendengar dan melihatnya Allah tidak sama dengan mendengar dan melihatnya makhluq,maka ia harus percaya bahwa Allah itu maha tinggi di atas langit sesuai dengan keagungan Allah dan tidak sama dengan tingginya makhluq, karena sifat maha tingginya itu adalah sifat yang sempurnanya bagi Allah. Hal itu telah di tetapkan sendiri oleh Allah dalam kitabnya dan sabda Rosullullah S.A.W . Fitrah serta cara berfikir yang sehat  juga medukung kenyataan tersebut.

.Allah ada di atas ARSY.
Al-Qur’an, hadits sohih , naluri dan cara berfikir yang sehat telah mendukung kenyataan bahwa Allah berada di atas Arsy.
1.       Firman  Allah(yang artinya):”Allah yang maha pemurah brsemayam di atas Arasy”(Thaha:5).  Pengertian ini sebaimana yang diriwayatkan Bukhori dari beberapa tabi’in.
2.       Firman Allah(yang artinya):”Apakah kamu merasa  aman terhadap Yang di langit? Bahwa Dia akan menjungkir-balikkan bumi bersama kamu…”(Al mulk16). Menurut ibnu Abbas yang di maksud dengan  “yang di langit” adalah Allah, sebagaiman dituturkan dalam kitab Tafsir Ibnu Jauzi.

3.       Firman Allah(yang artinya):” Dan dialah Allah (Yang di Sembah) dilangit…(Al an’am). Ibnu katsir menomentari ayat ini sebagai berikut: para ahli tafsir sependapat bahwa kita tidak akan berkata seperti kaum JAHMIYYAH (golongan sesat) yang mengatakan bahwa Allah ada di setiap tempat. Maha suci Allah dari ucapan mereka.” Adapun firman Allah(yang artinya):”… dan Allah selalu bersamamu di mana kamu berada…”(Al hadid:4). Maksudnya bahwa Dia bersama kita: mengetahui, mendengar, dan melihat kita di manapun kita berada. Apa yang di sebutkan sebekum dan sesudah ayat ini menjelaskan hal tersebut, seperti dalam tafsir ibnu Katsir.

GODAAN SYETAN.


"Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah." (Q.s. an-Nahl: 99-100).

Kekuatan syetan mempengaruhi kita sebenarnya berasal dari nafsu, syetan tidak pernah menggandeng lengan kita, ia hanya membisiki, menggoda, dan melontarkan lintasan-lintasan ke hati kita. Jika jiwa kita bersih dan suci bersama Allah, maka ia akanmenangkis lintasan-lintasan itu, tetapi jika jiwa kita kotor, lintasan dan tipuan setan itu akan bekerja efektif dalam diri kita.

Syetan mempunyai banyak cara untuk menggoda, membisikan lintasan-lintasan melalui tujuh pintu. Orang yang mampu merenungkan ketujuh pintu ini, lalu memohon perlindungan dengan sungguh-sungguh kepada Allah, pasti ia mampu mengunci ketujuh pintu tersebut, dengan izin-Nya.

Adapun 7 (tujuh) pintu godaan syetan itu ialah :

Pintu pertama, syetan memalingkan manusia agar tidak beribadah/beramal. Apabila di hati anda terlintas keinginan untuk mengerjakan shalat atau bangun malam, syetan berbisik, "tidak usah bangun, kamu lelah. besok kamu akan bergumul dengan kesibukan, jadi tidurlah yang cukup, tidak usah mengerjakan shalat." Jika Allah melindungi dan memberinya taufik maka ia akan mengatakan, "Aku harus bangun dan mengerjakan shalat. Harus. Aku butuh ini, karena aku ini didunia mencari sangu/bekal yaitu ibadah."

Pintu kedua, Setelah di bujuk syetan si hamba tadi tetap melakukan ibadah karena kuatnya keinginan hati, maka syetan pindah ke pintu kedua, yaitu menunda-nunda, "nanti-nanti saja dulu" bisik syetan. "untuk malam ini engkau istirahat saja, masih ada besok malam, atau minggu depan". tetapi siapa yang menjamin seseorang masih hidup esok hari atau minggu depan??.
Pintu kedua ini bisa ditutup dengan selalu mengingat mati. jika si hamba tadi ditolong oleh Allah maka dijawabnya, "hai syetan aku tidak berani menunda-nunda sebab umur bukan ditanganku". jika aku tunda amal yang semestinya aku kerjakan hari ini, kapan aku kerjakan ketaatan yang seharusnya aku kerjakan esok hari.

Kebanyakan, kita sekarang ini sampai di pintu kedua saja sudah kalah...apalagi pintu yang selanjutnya...
audzubillah himinasyaitonirrajim

Pintu ketiga, Setelah di bujuk syetan si hamba tadi tetap melakukan ibadah karena kuatnya keinginan hati, maka syetan pindah ke pintu ketiga, yaitu tergesa-gesa. Syetan berbisik "ayo cepat-cepat saja mengerjakan bacaan Al-Quran mu agar cepat celesai ibadahmu, tak perlu renungkan isinya, tidak usah repot memetik hikmah, tidak perlu menghayati artinya". Jika si hamba ditolong oleh Allah maka dijawabnya, "Allah tidak menginginkan banyak dariku. Allah ingin agar aku dapat memetik hikmah dari amalku ini, agar dapat meresap sepenuh hati." Walau lambat asal selamat (jangan juga terlalu lambat kasihan makmum) hehe...,

Pintu ke-empat, Setelah di bujuk syetan si hamba tadi tetap melakukan ibadah dengan khusyu', maka syetan pindah ke pintu ke-empat, yaitu riya "Kerjakanlah secara baik agar kamu dilihat banyak orang, jika bersedekah umumkanlah, jika membangun masjid biarkan mereka menulis masjid dibangun atas derma si fulan. Jika Allah menolong si hamba tadi maka dijawabnya "Aku tidak perlu minta dilihat manusia, cukup Allah yang melihat". Aku takkan mencari kerelaan mereka dalam urusan sekecil apapun, aku hanya butuh kerelaan Allah."

Pintu kelima, Setelah itu syetan mencoba masuk pintu kelima, yaitu ujub. Jika setelah dibujuk orang itu tidak mau meninggalkan amal, tidak mau menunda-nunda, tidak mau riya dan tidak mau tergesa-gesa, syetan lalu mengatakan "kamu benar-benar hebat!, kamu paling alim". cara mengatasinya ia harus sadar bahwa dirinya lemah. Buktinya, kemarin ia tidak taat, kalau hari ini taat pasti itu semata-mata karena taufik dan petunjuk Allah. Jika sihamba tadi di beri pengetahuan dan ditolong Allah, maka dia akan menolak ujub tadi  dengan "memfanakan diri didalam nikmat" Maksudnya "hai syetan engkau menyuruhku untuk ujub, padahal diriku ini awalnya tidak ada (adam) kemudian belum meminta sudah diberi ada (wujud) berarti ini karunia dari Allah, jika badanku ini karunia maka geraknya ialah Karunia jua adanya".

Pintu ke-enam, Putus asa lewat pintu kelima, syetan bergegas masuk pintu ke-enam yaitu termasuk riya yang sangat halus dan samar.  Syetan berbisik "Dengarkan aku, beramallah dengan penuh dan terus-terusan penuh keikhlasan karena Allah, nanti kamu akan ber-karomah, dan akhirnya Allah jua yang akan memperlihatkan amalmu kepada orang-orang". Subhanallah, luar biasa! syetan melanjutkan, "ikhlaslah karena Allah maka Allah akan membuat wajahmu bercahaya, dan orang-orang akan menyukaimu, berbondong-bondong menemuimu". Jika si hamba tadi di tolong oleh Allah maka ia menjawab "hai syetan sampai disini kamu merusak amal ku, aku menyembah Allah bukan menghendaki masykur, tidak menghendaki di pandang orang, bukan untuk berkaramah, tidak!!!, itu urusan Allah yang memasykur-kan Allah dan yang menyembunyikan Allah, aku tugas beribadah, titik! jangan disambungi biar punya niat itu, ini , supaya itu, supaya ini."

Pintu ketujuh, syetan menemui manusia dan mengatakan "kenapa kamu susah payah menyiksa dirimu begini? tidak usah ber-amal, karena yang penting itu tulisan Tuhan jua (lauhul mahfudz) jika kamu ditakdirkan jadi orang celaka, ya sudah. Selesai! segiat apapun kamu beribadah kepada Allah, ya kamu tetap sengsara. dan jika kamu ditakdirkan menjadi orang bahagia, ya sudah. Sudah selesai walaupun kerjamu hanya bermain". Semua sudah tertulis dan tinta sudah mengering.
Jika si hamba tadi ditolong oleh Allah maka ia akan menjawab "Aku diciptakan Allah bukan untuk bertanya apakah aku ini ditakdirkan sengsara atau bahagia. Allah menciptakanku dan memerintahkanku untuk taat dan meninggalkan maksiat. Soal  aku bahagia atau sengsara, sepenuhnya kembali kepada-Nya. Ini urusan-Nya sebagai Tuhan bukan urusanku sebagai hamba."


"Dan jika kamu ditimpa suatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. sesungguhnya orang-orang yang bertakwa, bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya."(Q.s. al-A'raf: 200-201).

Semoga kita selalu dalam lindungan dan pertolongan Allah, semoga Allah memberikan kita taufik dan hidayah-Nya...Aamiin Yaa Rabbal 'Alaamiin....
Semoga bermanfaat.

Kamis, 27 Maret 2014

adakah gunung yang bergerak???

Gunung Yang Bergerak
Pada suatu hari, Rasulullah saw. sedang dalam sebuah perjalanan bersama sama Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Mereka mendaki gunung Uhud untuk menuju ke tempat tujuan. Tiba tiba gunung tersebut bergetar dan Rasulullah saw. pun berkata, “Diamlah engkau wahai Gunung Uhud karena di atasmu ada nabi, teman, dan dua 0rang syahid.” [HR Balihaqi]

Dan ketika Gunung Uhud bergetar dan Rasulullah saw. menyuruhnya untuk diam, maka gunung itu diam dan menuruti perintah beliau.

Salah satu mukjizat beliau yang lain adalah Allah mengabarkan hal hal ghaib kapada NabiNya, yaitu tentang diri Umar dan Utsman yang akan mati syahid. Dan benar, mereka berdua akhirnya meninggal dalam
keadaan syahid.” [HR Ahmad, Bukhari, Tirmlidzi]

rabi' bin khaitsam

Kisah Pemuda Sholeh dan Wanita Penggoda


Rabi’ bin Khaitsam adalah seorang pemuda yang terkenal ahli ibadah dan tidak mau mendekati tempat maksiat sedikit pun. Jika berjalan pandangannya teduh tertunduk. Meskipun masih muda, kesungguhan Rabi’ dalam beribadah telah diakui oleh banyak ulama dan ditulis dalam banyak kitab. Imam Abdurrahman bin Ajlan meriwayatkan bahwa Rabi’ bin Khaitsam pernah shalat tahajjud dengan membaca surat Al Jatsiyah. Ketika sampai pada ayat keduapuluh satu, ia menangis. Ayat itu artinya, “Apakah orang-orang yang membuat kejahatan (dosa) itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka sama dengan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka. Amat buruklah apa yang mereka sangka itu!”

Seluruh jiwa Rabi’ larut dalam penghayatan ayat itu. Kehidupan dan kematian orang berbuat maksiat dengan orang yang mengerjakan amal shaleh itu tidak sama! Rabi’ terus menangis sesenggukan dalam shalatnya. Ia mengulang-ngulang ayat itu sampai terbit fajar.

Kesalehan Rabi’ sering dijadikan teladan. Ibu-ibu dan orang tua sering menjadikan Rabi’ sebagai profil pemuda alim yang harus dicontoh oleh anak-anak mereka. Memang selain ahli ibadah, Rabi’ juga ramah. Wajahnya tenang dan murah senyum kepada sesama.

Namun tidak semua orang suka dengan Rabi’. Ada sekelompok orang ahli maksiat yang tidak suka dengan kezuhudan Rabi’. Sekelompok orang itu ingin menghancurkan Rabi’. Mereka ingin mempermalukan Rabi’ dalam lembah kenistaan. Mereka tidak menempuh jalur kekerasan, tapi dengan cara yang halus dan licik. Ada lagi sekelompok orang yang ingin menguji sampai sejauh mana ketangguhan iman Rabi’.

Dua kelompok orang itu bersekutu. Mereka menyewa seorang wanita yang sangat cantik rupanya. Warna kulit dan bentuk tubuhnya mempesona. Mereka memerintahkan wanita itu untuk menggoda Rabi’ agar bisa jatuh dalam lembah kenistaan. Jika wanita cantik itu bisa menaklukkan Rabi’, maka ia akan mendapatkan upah yang sangat tinggi, sampai seribu dirham. Wanita itu begitu bersemangat dan yakin akan bisa membuat Rabi’ takluk pada pesona kecantikannya.

Tatkala malam datang, rencana jahat itu benar-benar dilaksanakan. Wanita itu berdandan sesempurna mungkin. Bulu-bulu matanya dibuat sedemikian lentiknya. Bibirnya merah basah. Ia memilih pakaian sutera yang terindah dan memakai wewangian yang merangsang. Setelah dirasa siap, ia mendatangi rumah Rabi’ bin Khaitsam. Ia duduk di depan pintu rumah menunggu Rabi’ bin Khaitsam datang dari masjid.

Suasana begitu sepi dan lenggang. Tak lama kemudian Rabi’ datang. Wanita itu sudah siap dengan tipu dayanya. Mula-mula ia menutupi wajahnya dan keindahan pakaiannya dengan kain hitam.

Ia menyapa Rabi’, “Assalaamu’alaikum, apakah Anda punya setetes air penawar dahaga?”

“Wa’alaikumussalam. Insya Allah ada. Tunggu sebentar.” Jawab Rabi’ tenang sambil membuka pintu rumahnya. Ia lalu bergegas ke belakang mengambil air. Sejurus kemudian ia telah kembali dengan membawa secangkir air dan memberikannya pada wanita bercadar hitam.

“Bolehkah aku masuk dan duduk sebentar untuk minum. Aku tak terbiasa minum dengan berdiri.” Kata wanita itu sambil memegang cangkir.

Rabi’ agak ragu, namun mempersilahkan juga setelah membuka jendela dan pintu lebar-lebar. Wanita itu lalu duduk dan minum. Usai minum wanita itu berdiri. Ia beranjak ke pintu dan menutup pintu. Sambil menyandarkan tubuhnya ke daun pintu ia membuka cadar dan kain hitam yang menutupi tubuhnya. Ia lalu merayu Rabi’ dengan kecantikannya.

Rabi’ bin Khaitsam terkejut, namun itu tak berlangsung lama. Dengan tenang dan suara berwibawa ia berkata kepada wanita itu,

“Wahai saudari, Allah berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya.” Allah yang Maha pemurah telah menciptakan dirimu dalam bentuk yang terbaik. Apakah setelah itu kau ingin Dia melemparkanmu ke tempat yang paling rendah dan hina, yaitu neraka?!

“Saudariku, seandainya saat ini Allah menurunkan penyakit kusta padamu. Kulit dan tubuhmu penuh borok busuk. Kecantikanmu hilang. Orang-orang jijik melihatmu. Apakah kau juga masih berani bertingkah seperti ini ?!

“Saudariku, seandainya saat ini malaikat maut datang menjemputmu, apakah kau sudah siap? Apakah kau rela pada dirimu sendiri menghadap Allah dengan keadaanmu seperti ini? Apa yang akan kau katakan kepada malakaikat munkar dan nakir di kubur? Apakah kau yakin kau bisa mempertanggungjawabkan apa yang kau lakukan saat ini pada Allah di padang mahsyar kelak?!”

Suara Rabi’ yang mengalir di relung jiwa yang penuh cahaya iman itu menembus hati dan nurani wanita itu. Mendengar perkataan Rabi’ mukanya menjadi pucat pasi. Tubuhnya bergetar hebat. Air matanya meleleh. Ia langsung memakai kembali kain hitam dan cadarnya. Lalu keluar dari rumah Rabi’ dipenuhi rasa takut kepada Allah swt. Perkataan Rabi’ itu terus terngiang di telinganya dan menggedor dinding batinnya, sampai akhirnya jatuh pingsan di tengah jalan. Sejak itu ia bertobat dan berubah menjadi wanita ahli ibadah.

Orang-orang yang hendak memfitnah dan mempermalukan Rabi’ kaget mendengar wanita itu bertobat.

Mereka mengatakan, “Malaikat apa yang menemani Rabi’. Kita ingin menyeret Rabi’ berbuat maksiat dengan wanita cantik itu, ternyata justru Rabi’ yang membuat wanita itu bertobat!”

Rasa takut kepada Allah yang tertancap dalam hati wanita itu sedemikian dahsyatnya. Berbulan-bulan ia terus beribadah dan mengiba ampunan dan belas kasih Allah swt. Ia tidak memikirkan apa-apa kecuali nasibnya di akhirat. Ia terus shalat, bertasbih, berzikir dan puasa. Hingga akhirnya wanita itu wafat dalam keadaan sujud menghadap kiblat. Tubuhnya kurus kering kerontang seperti batang korma terbakar di tengah padang pasir

Khalifah Umar Bin Khatab dan Gubernur Miskin


Khalifah Umar bin Khattab berniat menggantikan gubernur Syam yang semula dipercayakan kepada Muawiyah. Penggantinya yang diinginkan Khalifah adalah Said bin Amir Al-Jumahi. “Aku ingin memberimu amanah menjadi gubernur,” kata Umar kepada Said. Said berkata, “Jangan kau jerumuskan aku ke dalam fitnah, wahai Amirul Mukminin. Kalian mengalungkan amanah ini di leherku kemudian kalian tinggal aku.” Umar mengira bahwa Said menginginkan gaji, “Kalau begitu, kita berikan untukmu gaji.” Said menjawab, “Allah telah memberiku rizki yang cukup bahkan lebih dari yang kuinginkan.”
Begitulah kursi gubernuran yang ditolak oleh Said dengan halus. Walau akhirnya dia harus menunjukkan ketaatannya kepada Khalifah dengan menaati keinginan Umar yang tetap bersiteguh untuk mengangkatnya sebagai gubernur Syam. Akhirnya hari yang ditentukan untuk keberangkatannya ke Syam tiba. Dari Madinah dia berangkat beserta istrinya menuju tempat tugasnya yang baru.
Sesampainya di Syam, Said memulai hari-harinya dengan amanah baru, menjadi gubernur Syam. Hingga suatu saat Said terlilit kebutuhan yang memerlukan uang. Sementara tidak ada uang pribadinya yang bisa dia pakai. Sementara itu di Madinah Umar mendapatkan tamu utusan dari Syam. Mereka datang untuk melaporkan beberapa kebutuhan dan urusan mereka sebagai rakyat yang hidup di bawah kekhilafahan Umar bin Khattab.
Umar berkata, “Tuliskan nama-nama orang miskin di tempat kalian.”
Mereka pun menuliskan nama-nama orang yang membutuhkan bantuan dari negara. Tulisan itu diserahkan kepada Umar. Dengan agak terkejut, Umar menemui sebuah nama. Said.
“Apakah ini Said gubernur kalian?”
“Ya, itu Said gubernur kami.” “Dia termasuk daftar orang-orang miskin?” tanya Umar lagi mempertegas.
“Ya,” jawab mereka meyakinkan.
Umar kemudian mengambil sebuah kantong dari kain yang terikat ujungnya. “Berikan ini kepada gubernur kalian,” kata Umar sambil memberikan kantong itu kepada mereka.
Rombongan itu akhirnya kembali ke Syam. Setelah sampai, mereka menyampaikan amanah dari Umar itu kepada Said gubernur mereka.
Sore harinya Said pulang ke rumah. Dia membuka kantong tersebut tanpa sepengetahuan istrinya. Dan ternyata kantong tersebut berisi uang seribu dinar. Jumlah yang tidak sedikit. “Innalillahi wainna ilaihi rojiun,” katanya lirih. Ternyata istrinya mendengar perkataan tersebut. “Apakah amirul mukminin meninggal?” tanya istrinya. “Tidak, tetapi musibah yang lebih besar dari itu,” kata Said. “Maukah engkau membantuku?” sambung Said. “Tentu,” jawab istrinya. “Dunia telah memasuki diriku untuk merusak akhiratku,” kata Said.
Esok paginya, Said memanggil orang kepercayaannya untuk membagikan uang itu kepada para janda, anak yatim dan orang miskin yang membutuhkan. Tanpa tersisa sedikit pun. Barulah istrinya memahami kata-kata Said, “Dunia telah memasuki diriku untuk merusak akhiratku.”
Begitulah. Dan memang Said selalu berusaha untuk menjadikan dunia yang dimilikinya untuk membeli akhirat. Agar mendapatkan bidadari surga.
Ketika suatu hari istrinya menuntut uang yang diberikan dari kakhilafahan, sementara uang itu telah habis disumbangkan kepada orang lain. Hingga tuntutannya itu membuat Said tersiksa. Said berusaha menghindari istrinya beberapa hari dengan selalu pulang malam. Agar dia tidak mendengar lagi tuntutan istrinya.
Sampai istrinya akhirnya tahu bahwa hartanya telah habis dibagikan cuma-cuma. Sang istri menangisi kepergian harta itu. Dan inilah yang dikatakan Said kepada istri tercintanya, “Sebenarnya istriku, dulu aku mempunyai teman-teman yang kini telah lebih dulu meninggalkanku. Aku tidak rela setelah mereka pergi aku bergelimang harta. Dan kemudian bidadari surga itu jika muncul di langit dunia akan menerangi seluruh penduduk bumi dan sinarnya itu akan memadamkan sinar matahari dan rembulan. Pakaian yang dia pakai lebih baik daripada dunia seisinya. Maka aku lebih memilih dirimu untuk menjadi bidadariku di surga nanti.” Kata-kata ini membuat istrinya Said ridho.

Selasa, 25 Maret 2014

AKHLAQ

Salah satu sifat, kepribadian maupun akhlak yang semakin langkah saat ini, ialah Ihsan. Akhlak yang satu ini telah hampir punah dari sanubari kaum muslimin serta menjadi barang langka di dunia Islam. Betapa sulitnya menemui seorang muslim yang dapat mengaplikasikan akhlak yang satu ini, serta berkomitmen dengannya.
Orang yang mempunyai karakter akhlak ini boleh dibilang sangat langka dan patut disesalkan, mereka yang bertipikal terhadap akhlak ini bukanlah dari orang yang agamis. Bahkan ironisnya dan sangat disayangkan, justru akhlak ini mendarah daging pada orang Barat. Mereka berhasil menerapkannya dalam kehidupannya. Sebaliknya, kita menuai kegagalan. Itulah akhlak ihsan. Duhai, apakah yang terjadi?ARTI IHSAN
Secara sederhana, ihsan dapat diartikan sebagai sebuah ketekunan. Mungkin kita bertanya-tanya, “Apakah ketekunan itu termasuk akhlak?” Ya, itu berasal dari sublimasi akhlak Islam. Tekun dalam bekerja, baik dalam pergaulan serta perkataan, semuanya itu adalah cermin akhlak Islam. Nabi kita yang tercinta bersabda, “Seseungguhnya Allah mencintai salah seorang dari kamu jika mengerjakan sesuatu dikerjakan dengan itqan (sungguh-sungguh).” Lantas apakah kita tidak ingin dicintai oleh Allah SWT? Maka tekunlah dalam bekerja, dan berbuat baiklah karena Allah pasti akan mencintai kita.
Aplikasi ihsan dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak sekali, salah satunya adalah ihsan dalam berbicara. Allah SWT berfirman, “Dan katakanlah kepada hamba-hambaKu, Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar).” (Al Isra : 53). Subhanallah! Ternyata kita dituntut untuk mampu mengolah kata dengan sebaik-baiknya.
Misalnya, ketika kita akan keluar rumah, pasti sebelumnya kita akan mengatakan sesuatu kepada kedua orang tua kita, tentang kearah mana kita akan meninggalkan rumah. Dan mulai sekarang, kita pasti akan memilih kata-kata yang pas dan layak untuk diucapkan. Subhanalah, sekarang yang tampak berbeda adalah nuansa intonasi suara serta tutur kata yang lembut. Maka tampaknya kita telah berlaku ihsan. Demikanlah semestinya, dan di sisi Allah kita akan sangat berharga dengan berpegang pada satu niat, karena Allag swt, berharap ridhaNya.
Dahulu, ada seorang sahabat Rasulullah SAW yang tinggal di sebuah desa terpencil bernama Zhahir. Dia kurang terpuji akhlaknya, demikian juga soal pergaulan. Sebab itulah, banyak sahabat yang tidak dapat berinteraksi dengannya, malah kebanyakan mereka menghindarinya kecuali Nabi SAW yang selalu menun jukkan kasih sayangnya serta dapat berinteraksi dengan penuh kelembutan.
Ketika melewati sebuah pasar, Nabi SAW melihat Zahir. Seketika itu beliau mendatanginya dari arah belakang, kemudian memeluknya. Zahir yang berkepribadian keras, bertanya, “Siapakah ini? Lepaskan aku.” Ketika Nabi SAW membuka kedua lengannya, spontan Zahir memutar tubuhnya. Saat itu ia mendapatkan Nabi SAW telah dihadapannya. Zahir berkata, “Aku belum pernah merasakan kebahagiaan sedikitpun sebagaimana persentuhan kulit tubuhku dengan kulit tubuh Nabi SAW”. Kemudian Nabi SAW menggandeng Zahir dan berdiri di tengah-tengah pasar. Sambil tertawa, beliau berkata, “Siapakah yang ingun membeli hamba ini? Siapakah yang ingin membeli budak ini?” Kemudian Zahir menanggapi, “Jika begitu, Anda akan mendapatkan diriku tidak layak dijual, wahai Rasulullah,” Lalu Nabi SAW bersabda kepadanya, “Akan tetapi di sisi Allah engkau amat berharga.”
Sikap macam apa ini? Demi Allah, Anda tidak dapat emnggambarkan hal itu. Bagaimana Anda dapat menggambarkan perasaan serta kepribadian yang hangat seperti itu. Anda tidak akan mampu, kecuali hanya dapat mengatakan, “Itu adalah Ihsan.”

Contoh lain mengenai ihsan dalam perkataan adalah dakwah kepada (agama) Allah, sebagaimana firman Allah SWT, “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal sholeh dan berkata, ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri’.?” (Fushlihat :33). Maka siapakah yang paling baik perkataan darimu, wahai orang yang menyeru manusia kejalanNya?!
Jika kita menginginkan ihsan adalam perkataan, tanamkanlah ihsan dalam penghayatan beragama kita.Berhati-hatilah! Sekarang, kita adalah cermin keislaman!
Sekarang, kita telah menjadi panutan di tengah-tengah masyarakat luas. Janganlah menjelekkan citra Islam dan pemeluknya dengan kebusukkan akhlak, karena sekarang ini kita menjadi cermin keislaman. Berakhlaklah dengan akhlak ihsan. Jika kita dapat melakukan hal itu maka Islam beserta pemeluknya akan dihormati dan disegani. Ingatlah…….”Sesungguhnya Allah menetapkan(mewajibkan) kebaikan (ihsan) pada segala sesuatu”
Kita Ihsan dalam beribadah, kepada orang tua, terhadap wanita, memberi salam, berdebat, berbicara, berumah tangga dan dalam memilih tempat tinggal, san semua aspek kehidupan. Ketahuilah “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah kedaan yang ada pada diri mereka sendiri . (Ar-Ra’d : 11)

TOLAK PACARAN


ada kebersamaan karena cinta yang dihalalkan ada kebersamaan karena cinta yang diharamkan pembedanya ialah pernikahan

karena tindakan paling ksatria dari lelaki yang belum siap menikah adalah berani secara jantan untuk mengatakan “sudah”

jaga diri sampai dihalalkan akad, memang bukan sesuatu yang mudah namun semua akan dilunasi, saat akad sudah terucap sahkarena maksiat tidak pernah menjadi pilihan bagi mukmin lelaki dan perempuan (QS 3)

Cinta dalam Pacaran, betulankah?

*apa arti kata cinta bila menggadaikan masa depan? ia tidak lebih dari ucapan dusta

*apa arti sayang bila ia mempertaruhkan kehormatan
 ia tidak lebih daripada fatamorgana

*lelaki yang memutuskan menikah saja tidak bernyali mau diharap apa untuk masa depan? mungkin hanya mimpi..

*wanita yang tak bisa tegas padahal nyata dipaksa sempurnakan maksiat?  jangan salahkan siapapun atas masa depan kelak..

*saat tangan bergandeng dengan yang tak halal  harusnya bukan bangga kau rasa, harusnya malu begitu mudahnya lelaki dapatkan dirimu?

*semua lelaki bersedia memegang tangan  namun tak semuanya bersedia memegang komitmen  hanya yang serius, bukan yang pacaran

*apa beda yang sudah menikah dan yang pacaran saat diluar?  yang sudah nikah kalem, sedang yang pacaran grusa-grusu, apa aja mau dipegang

*yang menikah jelas inginkan masa depan  yang pacaran jelas hancurkan masa depan

*kenapa yang pacaran grusa-grusu?  apa aja mau dipegang?  jawabannya: “selagi sempat”  pahamkah? “selagi sempat”?

*kenapa lelaki mau pacaran? karena mereka belum yakin siap untuk nikah  in other words “kamu jadi ajang pelatihan”

*nikah itu keseriusan, pacaran itu permainan  mau dimainin atau mau diseriusin?

*kasitau sekarang juga kalo nggak siap nikahi, lebih baik sudahi aja itu tindakan paling ksatria Bismillah, segera sudahi maksiat.


DUNIA ATAU AKHIRAT???

Hati kita sering sangat sedih tatkala terluput atau kehilangan perkara dunia…bahkan terkadang hanya karena perkara dunia yang bernilai sedikit…, namun seringkah kita bersedih tatkala terluput atau lalai dari beramal akhirat?? Bukankah dunia fana dan akhirat abadi?.
Sungguh diantara kita ada yang jika terlambat sholat berjama’ah maka ia santai saja sama sekali tidak bersedih..?? Ibnul Qoyyim be
rkata :
واللهِ لَوْ أَنَّ الْقُلُوْبَ سَلِيْمَةٌ لَتَقَطَّعَتْ أَسَفًا مِنَ الْحِرْمَانِ
((Demi Allah kalau seandainya hati kita itu bersih maka akan terasa tercabik-cabik tatkala kita terhalangi dari suatu kebaikan))
Sungguh benar perkataan Ibnul Qoyyim, kalau seandainya hati kita bersih tentunya kita akan sangat bersedih tatkala ketinggalah sholat berjama’ah…bahkan tercabik-cabik…, akan tetapi…???!! Yaa Allah bersihkanlah hati kami ini…

IKHLAS

Diantara tanda keikhlasan seseorang adalah ia semakin gembira dan bahagia tatkala semakin tidak ada orang yang melihat atau mengetahui amalan sholeh yang ia kerjakan. Tatkala ia mengetahui bahwasanya hanyalah Allah yang mengetahui amalan sholehnya maka hatinyapun berbinar-binar.
Pernahkan anda merasakan kebahagiaan tersebut?? jika pernah maka bergembiralah, pertahankanlah kebahagiaan tersebut, semoga anda termasuk orang-orang yang ikhlas.
Namun jika tidak pernah anda rasakan maka berangan-anganlah jika anda beramal sholeh baik haji atau umroh atau bersedekah atau ikut pengajian atau berdakwah atau membantu orang lain agar tak seorangpun yang mengetahuinya kecuali Allah ta’aalaa.
Angan-angan ini sangatlah berat dan sulit…akan tetapi berdoalah…Allahlah yang membolak-balikan hati kita.

JANGAN DI KIRA SBY GA PERNAH MARAH


waspadai su'ul khotimah


Kamis, 20 Maret 2014

Keindahan SABAR ! !

SABAR??
Masih belum cukup kuat ibu dengan erti SABAR
Kalau tak...tidaklah ibu mencoret diari hati ibu dalam blog ni
Masih banyak yang ibu perlu pelajari..
Masih banyak yang perlu ibu hadapi
Tapi kisah yang ibu copy paste dari http://www.keruak.com ni
Sangat rapat dengan kehidupan ibu..
Hati sape yg tak tersentuh....lebih2 pasal anak2

Jom...bace!!

SABAR itu indah kerana ia adalah bunga-bunggaan dari keimanan kita yang sebenar. Harumannya adalah kepasrahan memandang baik terhadap segala keputusan disamping menyakini segala hikmah yang tersembunyi di sebaliknya. Kelopaknya diwarnai dengan ketabahan, ketenangan, keteguhan jiwa  melambang kan kepuasaan terhadap qada dan qadar.

"Dan jika kamu bersabar dan bertakwa, nescaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudaratan kepadamu" Surah Ali-Imran ayat 120.

Seperti cerita seekor anak kerang yang menanggis lalu dia mendatangi ibunya: “Ibu... aduh!..sakitnya punggungku ditebuk dan dilukai oleh orang itu ” lalu si anak pun menghampiri ibunya. Dengan penuh kasih sayang sang ibu cuba menghiburkan anaknya: “bersabarlah wahai anak ku, sakit mu itu akan sembuh sebentar lagi, mari ibu usapkan punggungmu...”

Si anak pun terhibur dengan usapan lembut ibunya itu tetapi usapan itu sebenarnya  tidaklah menghilangkan rasa sakit di punggungnya namun hatinya terubat dengan kelembutan suara ibunya yang merdu.
(Tersentuh hati ibu....)

Hari berganti hari, tahun berganti tahun si anak masih lagi merasakan kesakitan itu di punggungnya namun si ibu tetap menyuruh anaknya bersabar. “bersabarlah wahai anakku..sebentar saja lagi rasa sakit itu akan hilang.....” begitulah seterusnya, lama kelamaan anak kerang itu terbiasa dengan  kesakitan di punggungnya itu.

Suatu saat bila dia sudah dewasa, benih mutiara yang disemai di dalam tubuhnya di keluarkan lalu diproses menjadi barang hiasan yang sangat mahal dan dijual di merata tempat di seluruh dunia.

Alangkah beruntungnya sang mutiara yang hidup di atas penderitaan anak kerang itu...tiba-tiba menjadi rebutan dan lambang kemewahan dan kemegahan bagi setiap wanita yang berada.

Rasa sakit yang ditanggungnya selama ini terbayar bila dirinya dihargai, inilah ganjaran dari kesabaranya menanggung segala keperitan dan bukan semua anak kerang boleh melakukan pengorbanan yang begitu tinggi.

Sabar itu sesungguhnya indah....dengan kesabaran menepis segala fitnah, cacian, kedengkian orang yang cuba menjatuhkan maruah kita akan menaikan semangat untuk terus berusaha. Kadangkala rasa sakit itu luar biasa dan ada yang boleh menyebabkan kita berputus asa. Namun kita lihat ketabahan anak kerang itu tadi menjadi contoh bertapa ia sabar menahan kesakitan itu walaupun rasa sakitnya itu amat menghimpit kulitnya.
Sabar itu indah namun kita perlukan iman serta takwa terhadap Allah swt. Tanpa iman dan takwal kepada Allah swt amatlah sukar untuk kita menghadapi ujianya kerana ujian itu datang dalam berbagai bentuk. Ada yang mudah dan ada yang sukar. Namun semuanya menambahkan ilmu untuk kita mengenal dunia untuk mencari makna hidup yang sebenar....kata Allah:

“Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar....Mereka yang sabar itu akan diberi dua kali ganda pahala disebabkan kesabaran mereka....” (al-Qashash:54)

Sebenarnya tidak ada yang paling sukar di dalam dunia ini selain bersabar kerana  sabar itu merupakan satu kerja yang unik seperti menahan keinginan terhadap sesuatu ataupun apa saja yang kita ingini.

Sabar juga diperlukan jika kita ingin melakukan sesuatu yang sangat penting contohnya bila terjebak ke alam keputusasaan dan fikiran kita  sudah buntu. Kita perlu bersabar untuk menyelesaikan setiap masalah itu sehingga selesai.

Begitu juga jika seseorang itu ingin berdakwah dan ingin menyampaikan nasihat kepada seorang yang degil dan keras kepala. Ada di antara mereka tidak mahu menerima nasihat dan teguran, lalu berkata: “ Apa kau peduli? kubur kita lain-lain.....dosa tanggung sendiri..” Tapi mereka lupa yang memandikan jenazah mereka siapa ? menyembayangkan jenazah, membacakan Yassin...Siapa?....Orang lain bukan?

Nah! Ertinya sabar itu, perlukan hati dan jiwa yang kental untuk menghadapi segala ujian seperti ini. Kadang-kadang ianya menyakitkan hati dan boleh menyebabkan kita jadi marah.

Sabar juga akan membuatkan kita bahagia bila semua yang kita perjuangkan mencapai hasilnya. Kita tersenyum melihat pencapaian anak-anak contohnya, sehingga air mata mengalir bila teringat macamana kita mendidik mereka dengan sabar.

Sabar adalah cermin keperibadian seseorang, ianya melambangkan kekuatan jiwa menempuh semua masalah yang kita hadapi.Ada juga orang yang  membunuh diri  kerana ketidaksabaran. Hanya dengan bersabarlah kita boleh menempuhi semua kejayaan.

Sekian dulu buat kali ini, apa pun saya berpesan: “Dalam hidup ini jangan terlalu banyak  perhitungan dan kikir terhadap apa yang kita miliki sehingga menjadi insan yang tercela dan dijauhkan dari rahmat Allah swt.

Wassalam.

RENUGAN DI BALIK MUSIBAH


Memetik Hikmah di Balik Musibah

الحَمْدُ ِللهِ الوَاحِدِ القَهَّارِ، الحَلِيْمِ الكَرِيْمِ السَّتَّارِ، المُنَزَّهِ عَنِ الشَّبِيْهِ وَالشَّرِيْكِ وَالإِنْظَارِ. انْفَرَدَ بِالوَحْدَانِيَّةِ, وَتَقَدَّسَ فِي ذَاتِهِ العَلِيَّة, وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ. أَحْمَدُهُ حَمْدَ عَبْدٍ مُعْتَرِفٍ بِالذُّلِّ وَالإنْكِسَارِ. وَأَشْكُرُهُ شُكْرَ مَنْ صَرَّفَ جَوَارِحَهُ فِي طَاعَةِ رَبِّهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِي قَائِلُهَا مِنَ النَّارِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا النَّبِيُّ المُخْتَارُ وَعَلىَ آلِهِ وَأصْحَابِهِ اْلأطْهَارْ ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِيْ كِتَابِهَ اْلكَرِيْمِ : وَلاَ تُفْسِدُوْا فِي اْلأرْضِ بَعْدَ إصْلاَحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إنَّ رَحْمَةَ اللهِ قَرِيْبٌ مِنَ اْلمُحْسِنِيْنَ ، أمَّابَعْدُ : ياَأَيُّهاَ النَّاسُ اتَّقُوالله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوتُنَّ إِلاَّوَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Hadirin Sidang Jumuah, yang dimuliakan Allah SWT.

Marilah kita bersama berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt, dalam arti meningkatkan kesungguhan kita untuk melaksanakan perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi segala hal yang dilarang oleh Allah SWT. Mudah-mudahan kita senantiasa termasuk golongan hamba yang mendapatkan petunjuk di jalan kebenaran.

Hadirin Rahimakumullah.
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak sekali musibah yang melanda negeri kita. Dari terjangan tsunami, amukan angin topan, banjir bandang, tanah longsor, hingga gempa bumi dan jebolnya tanggul-tanggul penahan air.

Alam seolah begitu murka dengan keserakahan umat manusia yang dengan rakus mengeksploitasinya tanpa henti. Setidaknya, dari beberapa peristiwa ini kita dapat memetik hikmah mengapa musibah selalu saja menimpa kita. Mungkin kita akan menemukan banyak sekali pendapat mengapa ini terjadi. Para ahli geologi, barangkali akan mengatakan, “Ini hanya peristiwa alam biasa.” Mungkin para dukun juga akan mengatakan, “kejadian-kejadian tersebut addalah penanda pergantian zaman.” Namun yang demikian adalah pendapat, sah-sah saja jika kita percaya, namun tidak wajib kita imani.

Hadirin yang dirahmati Allah
Terlepas dari segala kelakuan dan antisipasi manusia, dalam pandangan al-Qur’an, musibah-musibah adalah merupakan ketentuan yang telah digariskan oleh Allah SWT. Taqdir yang telah digariskan oleh Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam surat at-Taubat ayat 51:

قُلْ لَنْ يُصِيْبَنَا إلاَّ مَا كَتَبَ اللهُ لَنَا هُوَ مَوْلاَنَا وَعَلَى اللهِ فَاْليَتَوَكَّلِ اْلمُؤْمِنُوْنَ

“Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal”

Pada ayat ini, Allah menegaskan bahwa, setiap peristiwa yang terjadi semuanya telah digariskan Allah. Dan hanya kepada Allah, kita berlindung.

Lalu mengapakah Allah menimpakan bencana kepada umat-Nya? Umat yang mengimani dan menyembah-Nya dalam ajaran yang benar dan hak? Mengapa bukan orang-orang kafir saja ditumpas dengan bencana? Jawabnya adalah, karena di balik setiap takdir, pastilah terdapat makna yang tersembunyi. Termasuk dalam beberapa musibah yang melanda kita. Dan bagi saudara-saudara kita yang tertimpa musibah namun masih hidup setidaknya dapat memetik hikmah atas apa yang menimpa mereka.

Mereka yang lolos dari bencana adalah orang-orang yang beruntung karena masih sempat ditegur oleh Allah SWT. Mereka yang lolos masih diberi kesempatan oleh Allah untuk memperbaiki kualitas ketaqwaan, keimanan dan hidupnya. Mereka masih sempat meminta ampunan kepada Allah SWT atas segala kesalahan serta berbuat kebajikan sepanjang sisa hidupnya untuk menghapuskan dosa.

Bencana menjadi teguran bagi mereka yang selamat, demikian pula bagi mereka yang berada jauh dari tempat kejadian. Orang-orang yang tidak terkena bencana, mendapatkan cobaan dari dampak bencana. Mereka yang sentosa berkewajiban menolong yang kepayahan. Mereka yang hidup berkewajiban menyelenggarakan jenazah bagi yang meninggal. Mereka yang masih memiliki banyak harta, berkewajiban memberikan makanan dan pakaian serta menolong dengan segenap kemampuan kepada mereka yang kehilangan segalanya. Memberi makan kepada mereka yang kelaparan, memberi pakaian kepada mereka yang telanjang dan memfasilitasi mereka yang kehilangan tempat tinggal.

Rasulullah SAW bersabda, ”Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia, Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat; barangsiapa memudahkan seorang yang mendapat kesusahan, Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat; dan barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan Akhirat; dan Allah selalu akan menolong hambanya selama ia menolong saudaranya.” (HR. Muslim)

Dalam hadits lain Rasulullah SAW juga bersabda :
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ قِيلَ مَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ

“Hak seorang Muslim atas seorang Muslim yang lain ada enam.” Di antara para sahabat, Ada yang bertanya, ‘Apa saja ya Rasululllah?’ Beliau menjawab, ”Bila kamu berjumpa dengannya ucapkan salam, jika ia mengundangmu penuhilah, jika ia meminta nasihat kepadamu nasihatilah, jika ia bersin dan memuji Allah hendaknya kamu mendoakannya, dan jika ia sakit jenguklah, dan jika ia mati antarkanlah jenazahnya….” (HR Muslim)

Hadirin Sidang Jumuah yang Dimuliakan oleh Allah
Bencana adalah juga sebuah teguran dari Allah kepada orang-orang beriman, namun lalai menjalankan perintah-Nya. Peringatan dari allah ini sudah seringkali tampak melalui beberapa peristiwa serupa yang seringkali melanda negeri kita. Namun selalu saja kita belum bisa memperbaiki diri, sikap dan perbuatannya. Padahal beberapa musibah yang terjadi ini adalah akibat dari perbuatan dan ulah kita sendiri sebagai bangsa.

Jika alam di negeri kita rusak, siapakah yg merusaknya? Tentu adalah kita sendiri yang merusaknya. Bukan negara lain, karena takkan ada negeri lain dapat merusak negara kita kecuali kita sendiri yang mengijinkan mereka.

Allah SWT berfirman dalam surat Ar-Rum ayat 41.
ظَهَرَ الفَسَادُ فِيْ الُبَرِّ وَاْلبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أيْدِي النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ اَّلذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

“Telah nampak kerusakan didarat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan lepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar).”

Adapun bagi kita semua, rentetan musibah yang terjadi hendaklah menjadi tadzkirah (pengingat) bahwa bencana memilukan tersebut dapat terjadi ditempat kita jika Allah SWT menghendaki. Seharusnyalah bagi kita untuk selalu berdo’a, bertaqarrub, dan beristighfar semoga Allah SWT selalu menganugerahkan keselamatan dan ampunan bagi kita semua.

Dan jika demikian, maka Allah memberi peringatan kepada kita supaya kembali ke jalan yang benar. Perbuatan manusialah yang selama ini banyak merusak ekosistem dan lingkungan. Manusia yang serakah, selalu mengeksploitasi alam dan banyak menyebabkan kerusakan lingkungan. Peringatan dari Allah yang berupa bencana menunjukkan bahwa Allah masih sayang kepada hamba-hamba-Nya dan menghendaki mereka untuk kembali ke jalan yang diridloi-Nya.

Karena, kerusakan alam selalu mengakibarkan kerugian bagi warha di sekelilingnya, terutama rakyat kecilnya. Karenanya, siapa yang lebih kuat harus melindungiu yang lemah. Siapa yang berkelonggaran harus menolong yang sedang dalam kesusahan dan siapa yang selamat harus bersedia menolong kepada saudaranya yang terkena musibah.

Mestinya kita takut jika tidak menolong, padahal kita mampu, mestinya kita malu kepad Allah jika tidak membantu saudara-saudara yang sedang kesusahan, apdahal kita sedang banyak memiliki kelonggaran. Bukankah Rasulullah SAW telah bersabda,
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لاَ يَهْتَمْ بِأُمُوْرِ اْلمُسْلِمِيْنَ

“Tidaklah termasuk golongan kita, mereka yang tidak peduli dengan persoalan-persoalan umat Islam.”

Dengan demikian, maka umat akan persatuan dan kesatuan umat Islam akan semakin kokoh selepas berlalunya bencana, jika kita dapat menyadari bahwa selalu ada hikmah di balik setiap kejadian yang tampak mengerikan. Bencana merupakan ujiana bagi umat Islam, sudahkah mereka mencadi seperti penggambaran Rasulullah SAW?
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

“Orang Islam yang satu dengan yang lainnya bagaikan sebuah bangunan yang saling menguatkan.”

Maka akhirnya, marilah kita doakan semoga saudara-saudara kita yang telah dipanggil oleh Allah dalam bencana-bencana di negari ini adalah meninggal dalam keadaan syahid. Bagaimana pun juga salah satu tujuan Allah mewafatkan mereka dalam bencana adalah untuk mewafatkan mereka dalam kondisi mati syahid. Karena mereka yang meninggal dalam kondisi mati kejatuhan reruntuhan, tenggelam, terbakar, melahirkan, mati dalam merasakan sakit perut adalah masuk dalam kategori mati syahid, selama mereka mengalami naza’ (syakarotul maut) dengan tetap teguh memegang keimanan kepada Allah SAW. Amin Allahumma Amin
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبِّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَِّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لَِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

KEKAYAAN INDONESIA.

Negara kita sebenarnya negara yang sangat kaya, bahkan bisa jadi terkaya di dunia. Sayangnya saat keadaan negeri ini tak secerah yang kita dibayangkan. Banyak masalah melanda dan tak kunjung selesai.

Berikut ini 7 Kekayaan Indonesia yang menurut sepengetahuan saya tidak ada di negeri lain.. 

1. Tambang Emas Kualitas Terbaik di-Dunia


Temen-temen semua pasti tau tambang emas kita yang ada di Pulau Burung Papua kan?,
tambang emas yang terletak di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua inilah tambang emas terbesar yang ada di dunia, menurut majalah Mining International pada tahun 2007 tambang ini berpenghasilan $6255 miliar. Wooow,..
Perusahaan ini sahamnya dimiliki PT.Freeport Indonesia  anak perusahaan dari Freeport Mcmooran-Cooper & Gold Inc. Awal perjanjian dengan pemerintah Indonesia sekitar tahun 1967 di era Presiden Soeharto Freeport mulai menambang tembaga, kemudian emas, dengan hasil sampai saat ini 74 juta TON. Yang bakal lebih membuat kita pening lagi, ternyata setelah nantinya tembaga dan emas tersebut menipis lapisan dibawahnya terdapat mineral URANIUM yang harganya 100 kali dari emas.


2. Cadangan Gas Alam Terbesar Di Dunia



Tahukah anda bahwa ternyata negeri kita tercinta memiliki sumber daya lain yang sungguh menakjubkan. ya! Gas Alam kawan, Cadangan Gas Alam Indonesia adalah yang terbesar di dunia. Antara lain di Blok Natuna dan Blok Cepu yang menghasilkan sekitar 200 kaki kubik minyak bumi dan gas alam. Tetapi lagi-lagi yang menikmati ini adalah bangsa lain, karena pengelolanya adalah Exxon Mobil. PERTAMINA - Perusahaan milik Negera ini saat ini sudah mulai bersaing di pasar global. Semoga nantinya mampu mempelopori untuk kemandirian ya,.

3. Tambang Batu Bara Terbesar Di Dunia





Si "Emas Hitam" yang juga tak kalah berharganya di dunia ini, ternyata tempat terbesarnya juga berasal dari Indonesia temen2. Dari berbagai media internasional menyebutkan bahwa di Indonesia lah yang mempunyai sumber tambang batu bara terbesar di dunia. Kita patut bersyukur potensi sudah dikelola oleh PT. Bukit Asam.

4. Kesuburan Tanah Terbaik Di Dunia



Tak ada yang meragukan kualitas tanah Negeri Kita yang sangat-sangat subur kawan. Hampir semua lahan di Negeri Kita bisa ditanami Tumbuhan-tumbuhan apapun. Namun sayang, harusnya kita bisa seperti Filipina yang jadi Eksportir beras dunia, dan Malaysia yang menguasai Kelapa Sawit dunia, atau seperti Swiss dan Brazil yang jadi Rajanya Coklat dan Kopi.
well, Yang terpenting sekarang kita sebagai generasi bangsa harus ikut menjaga anugerah ini kawan. Jangan sampai rusak karena perbuatan yang nggak bertanggung jawab.

5. Lautan Terluas Di Dunia



Temen2 pastinya udah pada tau kan, Negeri kita itu punya laut terluas Di Dunia lho, karena Indonesia juga adalah Negara Kepulauan terbesar Di Dunia atau The Largest Archipelago In The World.  Dikelilingi Samudra Pasifik dan Samudra Hindia membuat sumber daya laut Indonesia sangat kaya. Ikan, Udang, dan hasil laut lain kita tak perlu diragukan.

6. Hutan Tropis Terbesar Di Dunia



Indonesia adalah Negara dengan Hutan Terluas Di Dunia temen2, bahkan semua negara di dunia menyebut Indonesia adalah Paru-paru Dunia Terbesar. Namun lagi-lagi situasi ini tak sebagus yang harusnya bisa kita nikmati. Yang ada sekarang malah seperti ini :



Banyak sekali pembalakan liar oleh orang-orang berhati busuk yang nyari untung sendiri. Yang bikin hutan Indonesia kayak gini.

7. Tempat Wisata Eksotis Terbesar Di Dunia

sudahkah anda tahu?????
Yups, Ini Gunung Bromo di Probolinggo Jawa Timur. Salah satu gunung dengan pemandangan eksotis di Indonesia.
Atau yang ini :


waah, INDAHKAN??
Ini Lautan Eksotis Raja Ampat Papua, sangat mengagumkan ya.
dan yang ini :


Kalau ini salah pantai yang di Pulau Bali atau Pulau Dewata, kalau yang satu ini udah jadi ikon Indonesia di Dunia kawan, "Pulau dengan 1000 Pantai" ini salah satu pilihan wisatawan asing terlaris di Dunia.
Jadi makin cinta Indonesia kan..??
hehe

Negeri kita punya segalanya kawan, Allah SWT menganugerahkan semua ini harusnya tidak kita sia-siakan. Indonesia butuh pejuang-pejuang Modern yang mampu memajukannya. saya berharap tulisan "7 Kekayaan Indonesia yang Tidak Dimiliki Negera Lain" ini dapat menggugah semangat nasionalisme kawan-kawan generasi muda untuk terus maju.
Katakan pada diri temen2 :
"Aku Anak Indonesia, Aku Cinta Indonesia, dan Aku Akan Berjuang Untuk Indonesia"